Mengenal budaya serta warisan dan tradisi di Desa Nggela


Gambar 1. pemukiman di desa Nggela


Desa Adat Nggela terletak di Desa Nggela, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Yang berjarak 72 km dari pusat kota Ende. Desa ini merupakan pemukiman tua yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Masyarakatnya merupakan bagian dari suku Lio, salah satu suku besar di Flores. Secara turun temurun mereka mendiami suku ini dan menjaga tradisi leluhur, termasuk kekerabatan dan kepercayaan. Kepala adat (mosa laki) memiliki peran penting dalam upacara adat dan mengatur kehidupan sosial. Rumah-rumah adat di Nggela dikenal dengan nama "Sa'o", kampung adat Nggela terdiri dari 15 sa'o yang terbuat dari kayu, bambu, dan beratapkan alang-alang. Rumah ini dibangun menghadap ke tengah desa yang menjadi tempat pusat ritual dan tempat penyimpanan benda-benda pusaka.

Upacara Adat Joka ju

Salah satu upacara adat di Desa Nggela yang masih dijalankan sampai sekarang adalah Upacara "Joka ju". Secara harfiah  joka ju merupakan ritual adat yang bertujuan untuk menyucikan desa dari energi negatif, mengusir roh-roh jahat, serta memohon perlindungan dan keselamatan dari para leluhur. Hanya ada 7 mosalaki yang berperan dalam ritual adat tersebut. Upacara ini biasanya dilakanakan setahun sekali atau pada saat tertentu, ritual ini biasanya dilakukan ditengah-tengah halaman kampung. Joka ju bukan hanya ritual spiritual tetapi juga menjadi sarana memperkuat solidaritas sosial dan menjaga kesinambunngan tradisi. Upacara ini juga mencerminkkan cara pandang massyarakat Nggela yang hidup harmonis bersama alam, leluhur, dan sesama manusia. 

Simbol


Gambar 2. Puse Nua 

Gambar 3. Tubu nua


Gambar 4. Kanga nua

Puse nua merupakan titik pusat pemukiman, Kanga nua merupakan kuburan mosalaki  Sa'o Ria dan mosalaki Sa'o Labo tetapi tidak semua yang ada di dalam rumah itu dikuburkan disitu, melaainkan orang-orang tertentu saja seperti Mosalaki Pu'u dan Mosalaki Ine. Sedangkan tubu nua (lambang sang pencipta). Ada pula tempat yang bernama Keda  adalah rumah adat sebagai tempat bermusyawarah bagi para mosalaki.
Terdapat empat bhisu yakni Bhisu Deko Ghele, Bhisu One, Bhisu Mbiri dan Bhisu Embulaka yang merupakan pusat kegiatan upacara adat dilakukan diatas kanga ria yang berada ditengah pemukiman warga.

Gambar 5. Rate Lambo (kuburan berbentuk perahu)


DAFTAR PUSATAKA

https://www.rri.co.id/wisata/769397/kampung-adat-nggela-simbol-kekuatan-budaya-lokal-ende

Manu, Yohanis R. (2015). Adat dan Arsitektur Rumah Tradisional Flores. Kupang: Penerbit Nusa Lontar.




Komentar